Curug cigangsa berlokasi di Surade ,Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Setelah melewati pusat kota Surade kira- kira 1 km, belok kanan ke arah Jln Veteran.
Sabtu, 11 September 2010
Jumat, 02 April 2010
Jelajah Ujung Genteng Jawa Barat (3)
Tepat jam 9 pagi kami berangkat ke Cikaso meninggalkan Ujung Genteng untuk melihat keindahan Curug Cikaso. Menuju Cikaso diperlukan waktu sekitar 30 menit dari Ujung Genteng ke arah Surade atau Sukabumi. Papan arah menuju cikaso terlihat jelas dan diarahkan ke kanan dari jalan raya Ujung Genteng. Akhirnya sampailah kita masuk ke pintu gerbang curug Cikaso. Tempat wisata ini belum dikelola pemda setempat jadi belum tertata rapi.
Ternyata untuk tepat berada di Curug Cikaso kita harus naik perahu. Dengan membayar 60 ribu untuk 1 perahu kapasitas 15 orang kita diantar menuju anak sungai sungai curug Cikaso. Anak sungai berwarna hijau muda, kontras dengan sungai besar tempat kami naik perahu. Tidak sampai 5 menit kami sudah sampai. Kami sangat terpesona dengan indahnya air terjun ini. Bagi saya ini adalah air terjun yang paling indah yang pernah saya lihat.
Air terjun ini tidak dingin melainkan sejuk, sehingga begitu segar terasa. Kami langsung mandi disana di sela-sela batuan yang ada di sekitar air tersebut. Saat itu hanya keluarga kami yang ada di curug tersebut membuat suasana begitu nikmat, seolah air terjun ini milik pribadi hahaha.
Sekitar 2 jam kami habiskan waktu di sana sampai saat makan siang kami lakukan di depan air terjun ini. Istri saya ternyata telah membeli makan siang sebelum sampai di cikaso dan kami makan sepuasnya dan terasa sangat nikmat walaupun hanya sambel dan ikan asin yang menjadi lauk kami he he he.
Jam 1 dengan berat hati kami meninggalkan Cikaso menuju Jakarta. Kembali melewati perbukitan dan kebun teh. Dengan kecepatan yang santai kami menuju rumah. Semua tertidur lelap sepanjang perjalan pulang kecuali saya yang menyetir he3. Jam 9 kami sampai di Jakarta dimana sebelumnya kami makan malam di daerah Ciawi. Sungguh sebuah perjalanan yang menakjubkan.
* Didepan Curug Cikaso
* Naik perahu menuju Curug Cikaso.
Selesai.
Tunggu Petualangan Kami Selanjutnya.
Jelajah Ujung Genteng Jawa Barat (2)
Makan siang bersama-sama menjadi acara kami berikutnya. Kebetulan kami membeli makan siang di daerah Surade sehingga tidak perlu membeli di restoran tempat menginap. Setelah itu kami istirahat menunggu waktu agak sore karena saat itu panas matahari sedang terik-teriknya. Sekitar jam 4 sore kami langsung menuju pantai di depan pondokan. Mandi dan berenang sepuasnya di air yang jernih dengan ombak yang sangat tenang. Ombak pantai selatan yang ganas seolah tenang ketika mencapai tempat kami berenang karena sudah pecah terlebih membentur karang yang ada di pantai.
Menjelang matahari terbenam kami kembali ke pondokan untuk mandi kemudian kembali ke pinggir pantai untuk menikmati saat - saat sunset. Kami sekeluarga berkumpul di pantai sambil bersenda gurau dan menikmati minuman hangat yang sudah disiapkan ibunya anak-anak sampai sang matahari tidak lagi terlihat diufuk barat.
Malam hari setelah makan malam, kami mencoba tantangan lain. Menuju Pantai Pangumbahan untuk melihat Penyu Hijau bertelur. Untuk dapat ke sana kami menggunakan jasa ojeg karena memang pantai tersbut belum bisa dicapai dengan kendaraan roda empat kecuali mobil khusus offroad. Biaya ojeg sebesar Rp. 35.000,- yang ditempuh sekitar 15- 20 menit terasa murah karena jalan yang dilalui berupa hutan, semak belukar, serta kebun kelapa yang sulit dilalui apabila kita ke sana tanpa pemandu ojeg tadi.
Pantai Pangumbahan mempunyai tekstur pasir yang sangat halus, sehingga penyu-penyu menyukai pantai tersebut untuk bertelur. Pada saat kunjungan tersebut saya paling tidak melihat sekitar 10 penyu bertelur dengan jumlah telur masing-masing penyu tidak kurang dari 100 sampai 200 butir. Saya ajak 2 anak saya serta istri untuk melihat langsung bagaimana penyu-penyu tersebut bertelur lalu kembali ke lautan luas. Suatu pengalaman yang sangat berharga dimana kita seharusnya menjaga habitat penyu tersebut dan tidak membunuh hewan tersebut untuk diperdagangkan dan menjadi pajangan di rumah orang-orang kaya.
Jam 11 malam kami dijemput oleh ojeg yang sebelumnya mengantar kami. Melalui jalur yang sama kami menyelusuri jalan berkelok-kelok menuju pondokan kami untuk beristirahat. Karena esok hari kami akan mengunjungi Air Terjun Cikaso, yang konon sangat indah.
Jelajah Ujung Genteng Jawa Barat (1)
Ketika sebagian besar tetangga kami masih terlelap tidur, kami memulai perjalanan dipagi buta itu. Dua anak Saya yang masih kecil masih tertidur. Menjelang wilayah Lido kami berhenti untuk melakukan sholat subuh. Perjalanan kami lanjutkan melewati Cibadak menuju Pelabuhan Ratu. Namun malang bagi kami baru kira-kira 15 menit melewati pertigaan Cibadak terjadi kemacetan, ternyata ada truk trailer mogok sehingga terjadi antrian yang cukup panjang. Menurut informasi yang saya dapat diperlukan waktu 2 jam lagi jalur tersebut dapat dilewati kendaraan.
Wah ! Daripada membuang waktu untuk menunggu 2 jam , Saya putar mobil ke arah Sukabumi dan mencari jalan alternatif. Saya arahkan mobil menuju Cikembar lalu menuju Jampang Tengah. Perjalanan menuju Jampang Tengah didominasi perbukitan dan hutan lindung. Jalan aspal sebagian mulus sebagian berlubang namun masih cukup aman dilalui kendaraan. Perkebunan teh membuat perjalanan kami semakin seru. Sebenarnya Saya baru pertama kali melalui jalur tersebut dan hanya berbekal petunjuk jalan. Terkadang saya berhenti di warung kecil untuk membeli makanan kecil sambil bertanya apakah arah yang saya ambil sudah benar.
Setelah melewati Jampang Tengah, Saya menuju Jampang Kulon masih ditemani kebun teh dan perbukitan, jalan meliuk-liuk membuat perjalanan menegangkan. Di pertigaan Jampang Kulon kami berhenti sejenak, cukup ramai disana. Terdapat Mini Market yang dilengkapi dengan debit card sehingga tidak perlu khawatir bila tidak ada ATM. Kemudian tujuan kami selanjutnya adalah Surade. Memasuki daerah Surade masih menyisakan perbukitan namun pepohonan di kiri-kanan adalah pohon Pinus, sungguh indah pemandangan di sisi kiri kanan kami. Sesekali saya berpapasan dengan angkutan Sukabumi-Surade yang setiap hari melalui jalur ini.
Tiba di Surade sekitar pukul 9.30 pagi, saya berhenti di SPBU untuk mengisi bensin. Stage terakhir menuju Ujung Genteng sekitar 40 km lagi. Perjalanan dari Surade ke Arah Ujung Genteng didominasi jalan menurun namum tidak curam. Mulai terlihat tumbuhan khas daerah pantai yaitu kelapa. Pohon kelapa berjajar rapi di sepanjang jalan ke Ujung Genteng setelah melewati jembatan Sungai Cikarang yang saat itu mempunyai dua warna, hijau Dan Ccklat kemerahan. Mungkin salah satu anak sungai Cikarang baru saja hujan di hulunya sehingga warna airnya menjadi coklat.
Sekitar Pukul 11 kami tiba di tanah paling akhir selatan pulau jawa ini. Samudera Indonesia membentang luas sejauh kami memandang. Kami sekeluarga bergembira telah sampai di Ujung Genteng. Mobil diparkir tepat di pinggir pantai dan Kami sekeluarga segera turun untuk berjalan ke arah laut yang memang cukup dangkal dengan airnya yang sangat jernih.
Bersambung....
Sabtu, 20 Februari 2010
Next Exit : Time Freedom (1)
Depok, 20-Feb-2010.
Rutinitas pekerjaan tidak ada habisnya. Semua kalangan sibuk setiap hari pada pekerjaannya.
Hari Senin adalah hari yang sangat ramai di pagi hari, semua kendaraan bermotor seakan berlomba menuju garis finish.Macet di semua jalan. Bising suara klakson.Semua mengejar waktu. Satu kalimat " Jangan Sampai Telat Nih ...!"
Hari Senin adalah hari yang sangat ramai di pagi hari, semua kendaraan bermotor seakan berlomba menuju garis finish.Macet di semua jalan. Bising suara klakson.Semua mengejar waktu. Satu kalimat " Jangan Sampai Telat Nih ...!"
Bagi saya itu adalah semacam "rats rate", siapapun yang menjadi pemenangnya adalah tetap menjadi layaknya seekor tikus. Minggu berikutnya perlombaan tersebut di ulang kembali dan entah sampai kapan akan selesai. Selama perlombaan berlangsung sebagian kecil akan beruntung tetapi sebagian besar tidak.
Bagi yang beruntung selama perlombaan berlangsung bisa berganti alat transportasi.Mungkin pertama kali berlomba mengunakan angkutan umum,kemudian beberapa tahun berlalu mengunakan motor,lalu mobil biasa, dan menjadi mobil mewah yang nyaman dengan supir pribadi.
Bagi yang kurang beruntung mungkin selamanya menggunakan angkutan umum atau mungkin naik satu tingkat menggunakan motor. Dari kedua orang tersebut ada satu kesamaan yaitu menggunakan waktu yang sama. waktu yang dihabiskan sekurang kurangnya sama. Dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore.Bahkan ada yang lebih dengan memperhitungkan waktu di perjalanan.
Bersambung .....
Bagi yang beruntung selama perlombaan berlangsung bisa berganti alat transportasi.Mungkin pertama kali berlomba mengunakan angkutan umum,kemudian beberapa tahun berlalu mengunakan motor,lalu mobil biasa, dan menjadi mobil mewah yang nyaman dengan supir pribadi.
Bagi yang kurang beruntung mungkin selamanya menggunakan angkutan umum atau mungkin naik satu tingkat menggunakan motor. Dari kedua orang tersebut ada satu kesamaan yaitu menggunakan waktu yang sama. waktu yang dihabiskan sekurang kurangnya sama. Dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore.Bahkan ada yang lebih dengan memperhitungkan waktu di perjalanan.
Bersambung .....
Langganan:
Komentar (Atom)
