Jumat, 02 April 2010

Jelajah Ujung Genteng Jawa Barat (2)

Setelah bermain-main di pantai, Kami mencari penginapan di sekitar Ujung Genteng. Cukup banyak juga dengan harga yang boleh di bilang sangat murah. Kami langsung menuju Pondok Hexa, penginapan ini cukup bagus dengan lokasi pinggir pantai. Saya sewa 1 buah rumah pondokan 1 kamar dengan luas lumayan sekitar 4x6 m2 dengan pemandangan pantai. Harga sewa sekitar Rp. 200.000 per malam dilengkapi AC tanpa televisi. Bagi kami televisi tidak penting karena memang sudah bosan setiap hari kami melihatnya di rumah he he he.

Makan siang bersama-sama menjadi acara kami berikutnya. Kebetulan kami membeli makan siang di daerah Surade sehingga tidak perlu membeli di restoran tempat menginap. Setelah itu kami istirahat menunggu waktu agak sore karena saat itu panas matahari sedang terik-teriknya. Sekitar jam 4 sore kami langsung menuju pantai di depan pondokan. Mandi dan berenang sepuasnya di air yang jernih dengan ombak yang sangat tenang. Ombak pantai selatan yang ganas seolah tenang ketika mencapai tempat kami berenang karena sudah pecah terlebih membentur karang yang ada di pantai.

Menjelang matahari terbenam kami kembali ke pondokan untuk mandi kemudian kembali ke pinggir pantai untuk menikmati saat - saat sunset. Kami sekeluarga berkumpul di pantai sambil bersenda gurau dan menikmati minuman hangat yang sudah disiapkan ibunya anak-anak sampai sang matahari tidak lagi terlihat diufuk barat.



* Fayza ,Salsa dan Haura menikmati Sunset di Ujung Genteng

Malam hari setelah makan malam, kami mencoba tantangan lain. Menuju Pantai Pangumbahan untuk melihat Penyu Hijau bertelur. Untuk dapat ke sana kami menggunakan jasa ojeg karena memang pantai tersbut belum bisa dicapai dengan kendaraan roda empat kecuali mobil khusus offroad. Biaya ojeg sebesar Rp. 35.000,- yang ditempuh sekitar 15- 20 menit terasa murah karena jalan yang dilalui berupa hutan, semak belukar, serta kebun kelapa yang sulit dilalui apabila kita ke sana tanpa pemandu ojeg tadi.

Pantai Pangumbahan mempunyai tekstur pasir yang sangat halus, sehingga penyu-penyu menyukai pantai tersebut untuk bertelur. Pada saat kunjungan tersebut saya paling tidak melihat sekitar 10 penyu bertelur dengan jumlah telur masing-masing penyu tidak kurang dari 100 sampai 200 butir. Saya ajak 2 anak saya serta istri untuk melihat langsung bagaimana penyu-penyu tersebut bertelur lalu kembali ke lautan luas. Suatu pengalaman yang sangat berharga dimana kita seharusnya menjaga habitat penyu tersebut dan tidak membunuh hewan tersebut untuk diperdagangkan dan menjadi pajangan di rumah orang-orang kaya.

Jam 11 malam kami dijemput oleh ojeg yang sebelumnya mengantar kami. Melalui jalur yang sama kami menyelusuri jalan berkelok-kelok menuju pondokan kami untuk beristirahat. Karena esok hari kami akan mengunjungi Air Terjun Cikaso, yang konon sangat indah.


* Melihat Penyu membuat sarang untuk bertelur...!


Bersambung ...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar